Pages

Selasa, 23 November 2010

Kenangan Terindah (cerpen)

Bila yang tertulis untukku adalah yang terbaik untukmuKan ku jadikan kau kenangan yang terindah dalam hidupku Namun takkan mudah bagiku meninggalkan jejak hidupku Yang telah terukir abadi menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku “Aku mau kita putus.” Sahut Nisa disela keheningan kami. Aku terhentak. Seperti ada martil besar yang menghantam dadaku. Aku memandang Nisa penuh Tanya tapi wajah itu tidak menatapku.“Kenapa?” Tanyaku dengan berat hati. Nisa tidak menjawab. Tatapannya tidak beralih dari lantai dibawah kakinya.“Nisa, jujur. Beri aku alasannya kenapa kamu ingin kita putus?” Tanyaku sekali lagi.“Karena aku sudah tidak mencintai kamu. Aku merasa kita sudah gak cocok lagi.” Tutur Nisa.“Apa ada orang lain?” Tanyaku lagi. Tapi Nisa hanya menggeleng.“Aku hanya ingin sendiri saat ini. Aku ingin intropeksi diri.” Sahut Nisa kemudian dan aku hanya bisa pasrah dengan kata-kata itu. Walaupun aku sangat mencintainya tapi aku tidak ingin memaksakan hatinya untuk tetap mencintaiku.“Baiklah kalo itu mau mu. Kita berteman.” Sahutku sambil mengulurkan tanganku.“Pasti Yo.” Sahut Nisa sambil membalas uluran tanganku. Aku menatap wajahnya sekali lagi sebelum dia pergi meninggalkanku.“Aku pergi Yo.” Sahut Nisa sambil beranjak pergi meninggalkanku terpaku sendiri diteras rumah menatap kepergiaannya.XXXXSatu minggu aku berpisah dari Nisa dan sejak saat itu aku juga tidak pernah mendengar kabarnya lagi kata teman-temannya Nisa berhenti kuliah dan pulang kerumah orang tuanya. Saat sedang asyik menikmati suasana sore yang indah ada seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku beranjak dari jendela kamar menuju pintu.“Cari siapa ya?”Tanyaku setelah membuka pintu. Tampak seorang laki-laki setengah baya berdiri disana.“Apa bener ini rumah Aryo?” Tanyanya.“Betul. Ada apa ya?” Tanyaku bingung.“Saya Niko adenya Nisa.” Sahut Laki-laki itu.“Nisa. Apa kabarnya? Apa dia sehat-sehat aja?” Tanyaku ingin tau keadaan orang yang sangat aku cintai yang selalu menghiasi mimpiku.“Sebenarnya ………Mbak Nisa……………” Sahut Niko sedikit berpikir.“Nisa kenapa?”“
Mbak Nisa sudah meninggal 2 hari yang lalu………..”“Apa meninggal?

Kenapa aku gak diberitau? Kenapa? Sakit apa?” Begitu banyak pertanyaan yang ingin kulontarkan saat itu. Duniaku seakan runtuh mendengar kabar itu. “Mbak Nisa dua hari setelah dia pulang ke rumah Mbak Nisa jarang makan dan kesehatannya semakin memburuk sampai dia harus selama 2 hari. Saat Mbak Nisa sadar dia menyebut nama Mas Aryo. Mbak Nisa cuman pesan kalo dia minta maaf karena berbohong sama Mas Aryo saat dia memutuskan Mas Aryo. Saat itu Mbak Nisa sudah dinyatakan menderita penyakit Leukimia stadium tinggi dan ia ingin kalo dia meninggal dia bisa bersama keluarganya. Mbak Nisa gak mau Mas Aryo sedih karena kehilangannya. Sampai saat Mbak Nisa meninggal dia bilang dia tetap mencintai Mas Aryo.” Tutur Niko. Aku terdiam mendengar penuturan Niko seperti sebuah cerita yang endingnya sedih. Penuh rasa penyesalan dihatiku kenapa aku gak pernah menyadari kesehatan Nisa? Kenapa aku bisa begitu saja pasrah menerima saat dia memutuskan hubungan kami? Kenapa?............XXX Satu minggu sejak kepergian Nisa, aku selalu menyempatkan diri untuk bisa menghabiskan waktuku dimakamnya sambil mengenang masa-masa indah disaat kami bersama dulu. Masih membekas jelas dalam ingatanku saat-saat menyenangkan bersamanya. Walaupun kamu tidak bersamaku lagi tapi semua kenangan tentangmu akan selalu menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku selamanya.

0 komentar: